Tetap Semangat Menulis di Usia Senja
Peserta Belajar Menulis Online ini tak muda lagi usianya. Tetapi beliau memiliki semangat baja untuk terus belajar. Apakah Anda yang lebih mudah justru kalah dan cepat menyerah?
“Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu menulis, menulis, menulis.” Kuntowijoyo
Kalimat itulah membangkitkan semangat saya untuk terus bangkit belajar menulis, di mana ada kesempatan dan waktu mengisi usia senja. Ingin mengali ilmu menulis agar bisa menjadi hamba yang bijak dalam berdawah lewat tulisan. Agar rangkaian kalimat enak dibaca. Menulis untuk motivasi dan dakwah.
Awalnya, saya ingin menjadi seorang penulis karena hobi membaca buku, koran, status twitter, facebook, IG, dan media lainya. Semangat itu semakin berkembang setelah mendapat motivasi dari para sahabat tercinta.
“Berusahalah menulis setiap hari. Agar otal terasa segar karena puas dengan coretan-coretan isi hati begitu muncul aksara yang kandunganya bermanfaat dan luar biasa untuk dakwah dan motivasi diri dan ummat.” ( Ummi Zuknaa)
Tulisan yang berkualitas ibarat virus yang terus berkembang di sekitar para pembacanya. Tulisan yang menggugah akan menjadi amal yang tak mampu kita jumlahkan pahalanya hingga detik nafas terakhir.
Nah, seringnya mengikuti training kepenulisan menyebabkan bertambahnya keingintahuan tentang ilmu menulis. Niat itulah yang membuat semangat bertambah. Selain itu, kritikan juga menjadi penyemangat untuk lebih baik.
Sejak duduk di bangku SMA, saya mulai melampiaskan isi hati dengan puisi atau tulisan di buku agenda harian. Sampai sekarang, buku itu masih tersimpan rapi di atas rak. Suatu saat, saya akan membukanya kembali untuk menyemangati diri agar terus menulis. Kumpulan puisi di buku harian itulah yang membuat saya lolos dalam antologi puisi.
Sejak saat itu, saya semakin tertarik mengikuti training kepenulisan di berbagai media online atau grup-grup facebook dan WA. Dengan doa dan semangat mengebu, saya berusaha menyerap ilmu dari berbagai mentor agar kelak bisa menjadi penulis yang mengispirasi.
Selain itu, semangat menulis juga terdorong karena semakin berkurangnya pendengaran. Juga agar bisa terbit menjadi buku atau tulisan di majalah-majalah hingg bisa dikenang anak, cucu, sahabat, dan masyarakat. [Titik S – Peserta Belajar Menulis Online]
0 Response to "Tetap Semangat Menulis di Usia Senja"
Posting Komentar